Pelajar mengerjakan soal Ujian Nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri Sompok, Desa Sriharjo, Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta, Senin (6/5/2013). Ujian Nasional untuk murid SD berlangsung selama tiga hari dengan mata pelajaran yang diujikan yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam. KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO | FERGANATA INDRA RIATMOKO
JAKARTA, KOMPAS.com - Konvensi Ujian Nasional (UN) yang berlangsung selama dua hari telah menghasilkan 27 poin pemikiran bahwa UN tetap diperlukan ke depannya. Sejumlah peserta menganggap konsep UN yang disusun dalam konvensi tersebut sudah cukup baik, hanya saja mereka meragukan jika eksekusinya akan berjalan dengan sama baiknya.
Rektor Universitas Jambi Aulia Tasman mengungkapkan bahwa Konvensi UN ini sangat baik untuk dapat memperbaiki penyelenggaraan Ujian Nasional yang selama ini masih sering mendapatkan sorotan. Dia juga merasa terpuaskan dengan hasil yang didapat. Namun Tasman mengaku masih khawatir mengenai eksekusi di lapangan.
"Jadi hanya tinggal eksekusi mengenai hal-hal teknis saja, misalnya mengenai pengamanan saat pelaksanaan ujiannya" kata Tasman.
Hal serupa diungkapkan oleh Zulkarnain, Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Banda Aceh. Menurutnya, konvensi ini cukup baik karena mengundang berbagai kalangan untuk duduk bersama membicarakan masalah UN. Masukan-masukan yang telah diberikan, menurutnya juga dapat terakomodir dengan baik.
"Jadi ini saya rasa salah satu langkah awal berskala besar untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan UN," kata Zulkarnain.
Namun sama halnya dengan Tasman, Zulkarnain mengaku khawatir dengan eksekusi pengamanan di lapangan nanti. Dia mengakui masih terjadinya kecurangan dalam UN dan sangat kontra terhadap hal tersebut.
"Kecurangan seperti kebocoran soal itu harus diselidiki, bagaimana bisa bocor, dimana bocornya," katanya.
Konvensi UN dirancang oleh Kemendikbud. Kegiatan yang dijadwalkan berlangsung pada 26 dan 27 September 2013 ini menghadirkan para pegiat pendidikan untuk bersama-sama menentukan format UN yang terbaik pada pelaksanaan UN tahun ajaran ini.
Kemendikbud sudah menggelar Pra- Konvensi UN di tiga kota di Indonesia, yakni Denpasar, Medan, dan Makassar. Ketiga kota itu dipilih dimaksudkan untuk mewakili Indonesia bagian tengah, Indonesia bagian barat, serta Indonesia bagian timur.
Pra-Konvensi dari masing-masing daerah membawa usulan manajemen UN, terutama tentang persentase nilai kelulusan. Diusulkan juga masalah pencetakan serta distribusi soal UN, apakah akan dipusatkan atau dilaksanakan di masing-masing provinsi.
Editor : Caroline Damanik
Anda sedang membaca artikel tentang
Konsep UN Sudah Bagus, Tinggal Eksekusinya Saja...
Dengan url
http://warmcupofblackcoffee.blogspot.com/2013/09/konsep-un-sudah-bagus-tinggal.html
Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya
Konsep UN Sudah Bagus, Tinggal Eksekusinya Saja...
namun jangan lupa untuk meletakkan link
Konsep UN Sudah Bagus, Tinggal Eksekusinya Saja...
sebagai sumbernya
0 komentar:
Posting Komentar